Pengunjung di Malaysia akan segera menyadari bahwa orang-orang Malaysia diberkahi dengan talenta luar biasa, mulai dari jutaan wirausahawan yang menciptakan bisnis-bisnis baru secara online sampai mereka yang aktif dalam industri kreatif termasuk musik, budaya, dan olahraga. Meskipun demikian, ada kekhawatiran bahwa Malaysia tidak memanfaatkan sumber daya manusianya secara maksimal. Kendati memiliki jumlah investasi yang besar di bidang pendidikan dan kesehatan, tingkat keuntungannya tidak setinggi yang seharusnya dan menyangkut pengembangan sumber daya manusia, sejumlah besar penduduk Malaysia masih tertinggal.
Karena Malaysia berupaya untuk menjadi bangsa berpendapatan tinggi dan maju, khususnya di mana kemajuan pembangunan diukur dalam lebih banyak cara dan tidak hanya melihat PDB, sangat penting bagi mereka untuk memastikan agar sumber daya mereka dibina, dikembangkan, dan dilindungi secara efektif. Dengan datangnya serbuan teknologi digital yang mengubah sifat pekerjaan, tantangan ini menjadi sangat penting bagi kemajuan pembangunan masa depan Malaysia. Hal ini menyebabkan meningkatnya keunggulan dalam kecakapan kognitif tingkat tinggi, seperti penyelesaian masalah yang kompleks, kecakapan perilaku sosial, penalaran, dan efikasi diri. Membangun kecakapan-kecakapan ini secara efektif membutuhkan transformasi dalam cara Malaysia menginvestasikan sumber daya manusianya.
Sumber daya manusia, termasuk pengetahuan, kecakapan, dan kesehatan yang terus terakumulasi sepanjang hidup seseorang, menjadi faktor kunci yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan angka penurunan kemiskinan di banyak negara selama lima dekade terakhir, khususnya di Asia Timur. Baik pendidikan, kesehatan, maupun perlindungan sosial memainkan peran sangat penting dan saling melengkapi dalam pembangunan sumber daya manusia.
Indeks Sumber Daya Manusia terbaru Bank Dunia merupakan metrik lintas negara yang didesain untuk memperkirakan sumber daya manusia suatu negara dengan melacak jalan hidup anak yang dilahirkan hari ini, sejak ia lahir hingga dewasa. Selain itu, Bank Dunia juga telah mengawali Proyek Sumber Daya Manusia, suatu upaya global untuk mempercepat investasi yang lebih banyak dan lebih baik pada manusia untuk pertumbuhan ekuitas dan ekonomi yang lebih besar.
Dalam edisi terbaru Malaysia Economic Monitor, kami menyelidiki bagaimana Malaysia melaju menggunakan metode ini. Kami menemukan bahwa secara keseluruhan, Malaysia mencapai skor 0,62; yang artinya tingkat produktivitas anak-anak di Malaysia akan mencapai 62 persen, sama seperti yang akan mereka capai dalam masa dewasanya, dibandingkan dengan kesehatan yang optimal dan hasil pendidikan. Secara keseluruhan, Malaysia menempati peringkat ke-55 dari 157 negara, dan meski kinerjanya baik pada komponen tertentu dari indeks tersebut, komponen lainnya tetaplah buruk. Dibandingkan dengan negara-negara lain, Malaysia baik dalam hal kelangsungan hidup anak-anak, masa sekolah yang diharapkan, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Meski begitu, ada ruang yang cukup signifikan untuk ditingkatkan di bidang gizi anak dan hasil belajar.
Melihat ke masa depan, bagaimana Malaysia dapat terus meningkatkan kualitas sumber dayanya dan mendorong produktivitas? Dalam laporan kami, kami mengidentifikasi tiga area prioritas.
Kinerja Malaysia yang di bawah rata-rata dalam hal sumber daya manusia khususnya ditegaskan di bidang pencapaian pendidikan, dengan rata-rata kesenjangan belajar 3,1 tahun. Ini merupakan selisih antara harapan angka tahun sekolah dengan angka tahun sekolah yang disesuaikan dengan pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar, langkah kuncinya adalah memberikan akses universal terhadap asuhan masa anak-anak usia dini dan pendidikan yang berkualitas tinggi untuk memastikan agar anak-anak siap bersekolah. Bukti internasional menunjukkan bahwa kualitas program pendidikan anak-anak usia dini dan prasekolah berkaitan langsung dengan perkembangan kecakapan kognitif dan sosial anak yang lebih baik.
Upaya-upaya untuk memastikan akses universal ke perawatan dan pendidikan anak-anak usia dini telah berkontribusi pada kinerja pendidikan yang luar biasa di negara-negara seperti Korea dan Jepang. Pengembangan pada sistem penilaian pembelajaran juga dapat meningkatkan hasil. Di sini, bukti internasional juga menunjukkan bahwa kualitas sistem pendidikan hanya dapat ditentukan secara akurat oleh kerangka kerja penilaian yang efektif, termasuk penilaian komparatif berbasis ruang kelas, nasional, dan internasional. Finlandia dan Singapura memberikan contoh yang sangat baik dalam bidang ini. Jika diterapkan secara tepat, jenis penilaian berkelanjutan seperti ini dapat memberikan dampak besar pada hasil pembelajaran siswa.
Hasil gizi harus ditingkatkan untuk mengatasi kegagalan pertumbuhan pada anak karena hal ini menjadi kendala dalam pembelajaran dan pengembangan sumber daya manusia. Kegagalan pertumbuhan pada anak memengaruhi satu dari lima anak Malaysia (20,7 persen) - lebih tinggi daripada negara lain dengan tingkat pendapatan serupa. Angka rata-rata kejadian kegagalan pertumbuhan di semua negara berpendapatan menengah atas hanya 7 persen. Selain itu, meski kegagalan pertumbuhan lebih lazim ditemukan di rumah tangga dengan status sosial-ekonomi rendah, kejadian ini juga cukup tinggi di rumah tangga dengan status yang lebih baik. Angka kejadian kegagalan pertumbuhan menengah sampai tinggi jelas terjadi baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan, di seluruh negara bagian Malaysia, antar kelompok etnis, dan di semua tingkat penghasilan. Terdapat bukti internasional yang mengejutkan bahwa malnutrisi yang menyerang tahun-tahun awal kehidupan seorang anak berkaitan dengan konsekuensi negatif yang signifikan pada kesehatan, kognisi, dan produktivitasnya sepanjang hidupnya. Dibutuhkan usaha lebih lanjut untuk lebih memahami mengapa gizi buruk tetap menjadi masalah di Malaysia, di seluruh negara bagian, kelompok etnis, dan strata penghasilan.
Melindungi sumber daya manusia dari dampak kejut, seperti hilangnya pekerjaan, atau anggota keluarga sakit dan cedera melalui program kesejahteraan sosial merupakan hal penting yang utama. Bukti-bukti kuat dari seluruh dunia menunjukkan peran positif yang dapat dimainkan program perlindungan sosial dengan cara memberikan dukungan penghasilan untuk kelompok rumah tangga yang rentan untuk melawan kemiskinan demi pembangunan sumber daya manusia. Sistem perlindungan sosial Malaysia saat ini dapat dikembangkan maupun direformasi untuk mengintegrasikan gabungan mandat dan insentif, yang dengan demikian akan membantu rumah tangga untuk menginvestasikan sumber daya manusianya dengan lebih baik.
Mempercepat pembangunan sumber daya manusia merupakan langkah kritis dalam menyukseskan transisi Malaysia menjadi bangsa berpendapatan tinggi dan maju. Dengan sumber daya manusia, negara ini dapat mendorong produktivitas untuk memastikannya tetap berada di jalur pembangunannya dan agar seluruh rakyat Malaysia tercakup dalam proses pertumbuhannya.
Penulis: Richard Record, Kepala Ekonom, Ekonomi Makro, Praktik Perdagangan dan Investasi Global di Bank Dunia
Artikel ini semula dimuat di Brink, layanan berita digital Marsh & McLennan Insights.
Harap berikan detail Anda di bawah.